HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Program Studi PAI, FPIK Universitas Garut, Gelar Edukasi Pra-Nikah: Bekal Nyata untuk Generasi Muda

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan (FPIK) Universitas Garut kembali mengadakan kegiatan edukasi pra-nikah yang menarik perhatian mahasiswa. Acara ini menghadirkan praktik simulasi akad nikah yang dirancang untuk memberikan pemahaman nyata mengenai proses dan kehidupan setelah pernikahan.

Dalam sesi wawancara, Imam Akhlaq Yusrafiq, mahasiswa Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan (FPIK) Universitas Garut yang terlibat langsung dalam kegiatan, menjelaskan bahwa tujuan utama acara ini bukan hanya memperkenalkan konsep pernikahan. Lebih dari itu, kegiatan ini bertujuan mempersiapkan mahasiswa, khususnya perempuan untuk memahami bagaimana membangun kehidupan rumah tangga yang sehat dan matang.


Pernikahan Bukan Hanya Soal Cinta

Imam menegaskan bahwa masih banyak mahasiswa yang memandang pernikahan sebagai sesuatu yang sederhana. Padahal, menurutnya, ada banyak hal penting yang harus dipikirkan sebelum memutuskan untuk menikah.

“Pernikahan itu bukan sekadar cinta atau karena dia cantik. Kita harus paham dulu bagaimana kehidupan setelah menikah dan apa saja yang harus dipersiapkan” ujar Imam.

Ia menambahkan bahwa angka perceraian di Garut pernah mencapai lebih dari 5.000 kasus pada tahun 2024, sehingga pemahaman yang matang diperlukan untuk menghindari pernikahan yang dilakukan hanya karena perasaan sesaat.


Simulasi Akad Nikah Adalah Pembelajaran yang Sakral

Dari seluruh rangkaian acara, Imam menyebut bahwa momen paling menarik adalah saat pengangkatan pernikahan, ketika wali dan calon suami berjabat tangan dalam prosesi akad. Sebagai mahasiswa yang berperan sebagai penghulu dalam simulasi tersebut, Imam merasakan langsung kesakralannya

“Saat wali dan mempelai laki-laki berjabat tangan, itu momen yang sakral sekali. Di situlah komitmen hidup bersama benar-benar terasa,” katanya.

Suasana semakin hidup ketika para peserta spontan mengucapkan “sah!” seolah-olah menyaksikan akad nikah sesungguhnya.

Kegiatan ini bukan pertama kalinya digelar. Imam berharap acara edukasi pra-nikah seperti ini bisa terus berlanjut dan memberi dampak lebih luas.

“Harapannya, ini menjadi pembelajaran untuk mahasiswa. Kelebihan praktik bisa diambil, kekurangannya bisa dipelajari. Intinya agar generasi muda paham bahwa pernikahan itu tidak main-main,” jelasnya.

Menurutnya, pemahaman sejak dini mengenai seksualitas, tanggung jawab, dan kehidupan rumah tangga sangat penting untuk mengurangi risiko konflik hingga perceraian.


Imam mengajak para pemirsa dan calon mahasiswa untuk mengenal lebih dekat FPIK Universitas Garut, khususnya Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

“Buat teman-teman yang mau belajar lebih dalam soal pendidikan, keluarga, dan nilai-nilai Islam, silakan bergabung ke PAI FPIK Universitas Garut. Ditunggu untuk tahun depan,” ujarnya.

Acara ditutup dengan harapan agar kegiatan serupa bisa terus terselenggara dan menjadi ruang edukasi bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Garut.

Posting Komentar