Curhat Mahasiswa: Organisasi vs. Akademis, Mana yang Prioritas?
![]() |
Ilustrasi |
Siapa di sini yang masuk kuliah dengan mindset "kuliah-pulang-kuliah-pulang" tapi ujung-ujungnya malah jadi anak organisasi yang jadwalnya padat merayap?
Atau sebaliknya, niatnya mau aktif berorganisasi tapi malah sibuk kejar IPK? Dilema antara organisasi dan akademis ini memang jadi PR besar buat banyak mahasiswa.
Kayak milih pacar atau teman, sama-sama penting tapi seringkali harus diprioritaskan salah satu.
Dilema Klasik Mahasiswa: Ikut Organisasi atau Fokus Kuliah?
Begitu masuk kampus, kita langsung disuguhkan segudang pilihan organisasi. Ada BEM, DPM, himpunan mahasiswa jurusan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seni, olahraga, ilmiah, dan lain-lain.
Semuanya menawarkan pengalaman seru, networking luas, dan kesempatan buat mengembangkan skill di luar kelas. Rasanya pengen ikutan semua biar resume makin ciamik dan pengalaman makin banyak.
Tapi, begitu udah nyemplung, baru deh kerasa pressure-nya. Rapat sampai larut malam, event yang butuh persiapan berbulan-bulan, tugas dari divisi yang numpuk.
Di sisi lain, deadline tugas kuliah udah di depan mata, materi ujian makin banyak, dan nilai IPK juga harus tetap terjaga.
Nah, di sinilah muncul pertanyaan fundamental: mana yang harus jadi prioritas utama?
Keuntungan Organisasi: Lebih dari Sekadar Pengalaman
Jujur aja, organisasi itu memang punya banyak banget nilai plus yang nggak bisa didapat di bangku kuliah doang.
Pengembangan Soft Skill: Di organisasi, kita belajar leadership, teamwork, komunikasi, problem-solving, negosiasi, dan manajemen waktu. Ini semua skill yang krusial banget di dunia kerja nanti.
- Perluas jaringan (networking): kenalan sama senior, alumni, dosen, bahkan pihak luar kampus. Jaringan ini bisa jadi bekal berharga buat karier di masa depan.
- Pengalaman praktis: bikin event, handle sponsor, atau mengelola proyek. Ini semua pengalaman nyata yang bisa jadi nilai jual saat melamar pekerjaan.
- Meningkatkan rasa percaya diri: berinteraksi dengan banyak orang dan menghadapi tantangan baru bisa bikin kita makin pede.
Banyak banget loh alumni yang bilang, pengalaman di organisasi jauh lebih berharga daripada sekadar IPK tinggi.
Tapi, apakah itu berarti kita bisa mengabaikan akademik? Tentu saja tidak!
Tanggung Jawab Akademis: Pondasi Utama Kuliah
Bagaimanapun juga, tujuan utama kita di kampus adalah menimba ilmu dan menyelesaikan studi. Tanggung jawab akademis ini mutlak harus dipenuhi.
- Pondasi ilmu: kuliah adalah tempat kita mendapatkan ilmu dasar dan spesifik sesuai jurusan. Ini bekal utama kita untuk terjun ke dunia profesional.
- Nilai dan IPK: meskipun bukan segalanya, IPK yang baik tetap penting untuk beberapa kesempatan, misalnya beasiswa, program magang di perusahaan besar, atau lanjut studi.
- Gelar: ujung-ujungnya, gelar sarjana itu goal yang harus dicapai. Dan untuk mencapai itu, kita harus lulus semua mata kuliah dan tugas akhir.
Mengabaikan akademik demi organisasi bisa jadi bumerang. Mau punya skill segudang di organisasi, tapi kalau kuliah nggak lulus-lulus atau IPK-nya jeblok, kan sayang banget?
Kunci Keseimbangan: Membagi Waktu dan Menentukan Prioritas
Lalu, bagaimana caranya agar organisasi dan akademis bisa berjalan beriringan tanpa harus mengorbankan salah satunya?
Jawabannya ada pada manajemen waktu dan penentuan prioritas yang cerdas.
Evaluasi Diri dan Kapasitas: Jangan serakah ikut banyak organisasi kalau kamu tahu waktu dan energimu terbatas. Pilih satu atau dua organisasi yang benar-benar sesuai minat dan tujuanmu. Jangan lupa ukur kapasitas diri!
Buat jadwal dengan rinci
Pakai planner, kalender digital, atau bahkan cuma buku catatan. Tulis semua jadwal kuliah, deadline tugas, jadwal rapat organisasi, dan event.
Dengan begitu, kamu bisa melihat gambaran besar dan mengatur waktu dengan lebih efisien.
Prioritaskan berdasarkan urgensi dan pentingnya
Setiap kali ada tugas atau event, tentukan mana yang paling urgent dan penting. Tugas kuliah dengan deadline besok jelas lebih urgent daripada rapat organisasi yang masih bisa diwakilkan atau dipindah.
Communicate & delegate
Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan teman seorganisasi atau dosen kalau ada bentrokan jadwal. Belajar juga untuk mendelegasikan tugas di organisasi jika kamu terlalu banyak beban.
Manfaatkan waktu luang sekecil apapun
Waktu tunggu antar kelas bisa dipakai buat baca materi, atau saat di perjalanan bisa buat balas chat organisasi. Setiap menit itu berharga!
Jangan lupakan istirahat
Ini penting banget! Jangan sampai terlalu fokus ke organisasi atau akademis sampai lupa istirahat. Kurang tidur bikin kamu nggak fokus, gampang sakit, dan malah jadi tidak produktif.
Sadar diri dan fleksibel
Kadang ada masa di mana akademik lebih padat (misalnya menjelang UAS), dan kadang ada masa di mana organisasi lebih menyita waktu (misalnya menjelang event besar).
Belajarlah untuk fleksibel dan menyesuaikan prioritas.
Intinya, tidak ada jawaban tunggal mana yang lebih penting. Keduanya punya peran masing-masing dalam membentuk diri kita sebagai mahasiswa yang utuh.
Kunci keberhasilannya ada pada bagaimana kita menyeimbangkan dan memaksimalkan keduanya. Jadilah mahasiswa yang aktif dan berprestasi, bukan cuma salah satu!
Bagaimana menurutmu? Lebih condong ke akademik atau organisasi nih? Yuk, sharing tips manajemen waktumu!