HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Nostalgia Masa Kecil: Kenangan Era 90-an dan 2000-an?

Ilustrasi
Foto: Karenita Fortina Maulani/Garuters.id

Suatu hari, kamu lagi nyantai di rumah, dengerin lagu- lagu lawas dari era 90-an atau 2000-an, terus tiba - tiba ngerasa kangen banget sama masa kecilmu. 

Wangi melon permen Yosan, suara ban sepeda anak - anak yang diganjel cup plastik biar ngeluarin bunyi ala - ala knalpot racing, atau tayangan sinetron kayak Jin dan Jun bawa kamu kembali ke masa lalu. 

Kenapa ya, kita ini masih obsessed banget sama nostalgia masa kecil, apalagi dekade 90-an sama 2000-an? Di era digital yang serba cepet ini, tren - tren dari masa lalu kayak fashion Y2K, musik retro, dan remake film lawas terus - terusan muncul dan masih disambut hangat sama generasi muda zaman sekarang. 

Apa yang bikin kita susah move on dari masa - masa itu? Yuk kita telusuri alasannya!

Apa Itu Nostalgia Masa Lalu?

Buat memahami kenapa kita rindu masa kecil, kita perlu tahu dulu: Apa itu nostalgia masa lalu? 

Kalo menurut Liputan6.com, nostalgia itu kerinduan tentang kenangan masa lalu yang bawa perasaan kuat, mau itu bahagia, rindu, atau bahkan pahit. 

Nah, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bilang kalo nostalgia didefinisikan sebagai rasa kangen (yang kadang berlebihan) pada sesuatu yang jauh dari sekitar kita yang sekarang atau udah nggak ada lagi. 

Nostalgia sering dipicu sama indra, kayak bau Teh Sisri rasa Melati atau suara lagu “Dan” yang dinyanyiin Sheila On 7.

Secara psikologis, nostalgia itu kehubung sama otak limbik dan amygdala, yang ngatur emosi. Waktu kita keinget masa kecil, otak ngelepasin dopamin, hormon kebahagiaan, yang biasanya bikin kita ngerasa nyaman (Psychology of Nostalgia). 

Inilah kenapa nostalgia sering dijadiin pelarian dari tekanan hidup, kayak deadline kerja atau hiruk-pikuk media sosial.

Baca Juga: The Psychology of Nostalgia: Mengapa Kita Sering Rindu Masa Lalu?


Kenapa Kita Rindu Masa Kecil?

Kenapa kita rindu masa kecil? Masa kecil itu adalah waktu di mana hidup kerasa bebas tampa tekanan dan penuh sama kegembiraan. 

Kita kangen masa kecil karena saat itu kita bisa main tanpa beban, kayak main sepeda keliling kampung atau main kelereng bareng temen - temen. Nggak ada rasa khawatir soal tagihan, karir, atau drama di sosmed. 

Masa kecil juga penuh sama kepolosan, di mana dunia rasanya nyantai aja dan hubungan sama temen lebih autentik tanpa filter media social kayak sekarang.

Penelitian nunjukin kalo nostalgia itu sering muncul pas kita lagi ngadepin ketidakpastian, kayak tantangan ekonomi atau perubahan sosial. 

Di tengah dunia 2025 yang penuh sama notif hp dan informasi instan, kenangan masa kecil tekadang dateng jadi tempat berlindung yang hangat.


Apa Arti Masa Kecil yang Penuh Nostalgia?

Terus, apa itu masa kecil yang penuh nostalgia? Di Indonesia, masa kecil era 90-an dan 2000-an itu mozaik kenangan yang kaya. 

Bayangin sore hari di tahun 2007, kamu buru - buru pulang sekolah buat nonton Heart atau ngantri giliran di warnet. Jajanan kayak Chiki Ball, permen Yosan, atau Keripik Singkong Chuba jadi bagian yang nggak kepisah dari petualangan masa kecil kita. 

Lagu - lagu kayak “Lihatlah lebih Dekat” dari film Petualangan Sherina atau “Begitu Indah” yang dinyanyiin Padi muncul di radio, nambahin kenangan main di gang atau ngobrol di teras rumah.

Masa kecil yang penuh nostalgia-masa di mana setiap momen rasanya istimewa, meskipun simpel. Ini adalah masa pas kita belajar tentang persahabatan, mimpi, dan bahagia dari hal - hal kecil, kayak berhasil menang main dingdong atau punya tamagotchi yang bertahan hidup seminggu.


Mengapa Nostalgia Masa Kecil Begitu Kuat?

Mengapa nostalgia masa kecil begitu kuat? Pertama, masa kecil itu fondasi dari identitas kita. Di masa itu, kita ngebentuk ingatan pertama, nilai-nilai, dan hubungan yang ngebentuk siapa kita sekarang. 

Ketika hidup dewasa ternyata rasanya berat, kita balik ke kenangan ini sebagai sumber kenyamanan. Nostalgia bantu kita nyeimbangin emosi waktu kita lagi ngadepin situasi sulit, contohnya kayak pasca krisis ekonomi atau pandemi.

Kedua, era 90-an dan 2000-an punya daya Tarik yang unik. Waktu itu, teknologi kayak ponsel dan internet baru muncul, tapi belum menguasai hidup kita kayak sekarang. 

Kita masih nikmatin interaksi tatap muka, kayak nongkrong di kedai atau main PS1 bareng temen. Dibandingkan sama dunia 2025 yang semuanya serba digital, era itu rasanya lebih “nyata” dan autentik.


Pesona Era 90-an dan 2000-an

Kenapa justru 90-an sama 2000-an yang begitu memikat? Kalo menurut artikel dari University of Wollongong, dekade ini ngasilin budaya pop yang berkualitas tinggi, mulai dari musik sampe film, yang punya tema universal kayak persahabatan dan perjuangan muda. 

Acara kayak Friends atau film kayak Jurassic Park tetap relevan karena ceritanya timeless. Di Indonesia sendiri, sinetron kayak Bidadari atau lagu “Kita” dari Sheila on 7 punya resonansi emosional yang sama.

Era ini juga spesial karena jadi jembatan antara dunia analog dan digital. Kita masih nulis surat cinta, tapi juga mulai kenal chat di mIRC. 

Perubahan ini nyiptain pengalaman bersama yang kuat, khususnya bagi Millennial yang kini mulai ngalamin nostalgia saat jadi orang tua atau pekerja, dan Gen Z yang masih penasaran sama “vibe” era itu.

Berikut beberapa alasan spesifik kenapa 90-an dan 2000-an itu bisa nostalgic banget:

Aspek

Contoh

Mengapa Nostalgic?

Musik

“Terlalu Manis” (Slank), “Wannabe” (Spice Girls)


Lagu -lagu ini gampang buat diakses via Spotify dan punya lirik yang relatable (Lagu Nostalgia).

Fashion





Y2K, celana kargo, kaos tie-dye

Tren ini lagi hits lagi di TikTok karena estetikanya unik dan playful (Gen Z Fashion).


Media

Petualangan Sherina, Friends, Jurassic Park

Cerita tentang persahabatan dan petualangan resonan dengan semua generasi.

Teknologi

Tamagotchi, PS1, kaset

Gadget simpel ini kontras sama teknologi kompleks 2025, bikin rindu sama anti ribetnya.


Nostalgia Masa Kecil di Indonesia

Di Indonesia, nostalgia masa kecil era 90-an sama 2000-an punya warna lokal yang kental. Kita kangen sama acara TV kayak Dahsyat, sinetron Jin dan Jun, atau iklan “Mie apa?” yang ikonik. Mainan kayak dingdong, kelereng, atau main PS1 di tempat rental sampe dicariin ibu jadi kenangan yang sulit buat dilupain. 

Bahkan warnet, tempat kita pertama kali buka Friendster atau main game online, sekarang udah jarang ditemuin.

Musik juga punya peran besar. Lagu - lagu dari Dewa 19 (“Kamulah Satu-Satunya”), Padi (“Begitu Indah”), atau Nike Ardilla (“Aku Tak Akan Bersuara”) masih sering diputar di radio, kafe, atau playlist Spotify (Lagu 90-an). 

Jajanan kayak Keripik Singkong Chuba, permen Yosan, atau es gabus juga lagi balik populer sekarang, dijual di marketplace atau diidupin lewat konten media sosial.

Generasi muda, termasuk Gen Z yang lahir setelah 2000-an, ikut kepincut karena ngerasa kalau era ini sebagai waktu yang “carefree” dan penuh sama kreativitas. 

Banyak kreator di X atau TikTok bikin konten tentang “zaman warnet” atau remake iklan jadul, nunjukkin betapa kuatnya daya tarik nostalgia lokal.


Dampak Nostalgia: Positif dan Negatif

Nostalgia punya dua sisi. Secara positif, nostalgia bisa ningkatin kepercayaan diri dan koneksi sosial. Mengenang masa lalu bantu orang - orang lansia ngerasa optimis dan terhubung sama teman lama. 

Buat anak muda, nostalgia bisa jadi cara healing, kayak waktu dengerin lagu Sheila on 7 atau nonton ulang Si Doel.

Tapi, ada sisi negatifnya. Nostalgia bisa bikin kita nge-idealisasiin masa lalu, nganggep kalo “zaman dulu lebih baik” padahal mungkin nggak sepenuhnya bener. 

Ini bisa ngehambat kita buat beradaptasi sama dunia modern atau nikmatin momen saat ini. Penting buat nyeimbangin nostalgia lewat apresiasi terhadap masa kini.


Nostalgia sebagai Jembatan Generasi

Nostalgia masa kecil dari era 90-an dan 2000-an bukan sebatas rindu, tapi juga cara kita connect sama diri sendiri dan orang lain. Mau kamu Millennial yang besar sama kaset dan warnet, atau Gen Z yang jatuh cinta sama estetika Y2K lewat TikTok, kenangan ini nyatuin kita. 

Di Indonesia, budaya lokal kayak sinetron, lagu - lagu pop, dan jajanan jadul memperkaya pengalaman nostalgia, Rasanya personal sekaligus universal.

Meski nostalgia punya pesona kuat, kita juga perlu inget buat tetep ngelangkah maju. Era 2025 punya keunikan sendiri, dan siapa tahu, mungkin suatu hari kita akan nostalgia tentang filter TikTok atau tren AI. 

Untuk sekarang, apa kenangan masa kecil favoritmu? Share di kolom komentar biar kita bernostalgia bareng!


Key Citation

HomeHot Nostalgia Adalah Kenangan Masa Lalu, Pahami Makna dan Penyebabnya

The Psychology of Nostalgia: Mengapa Kita Sering Rindu Masa Lalu?

Why are we so nostalgic for the 1990s? Everything old is new again: that is a defining feature of pop culture.

Posting Komentar